biroelaut

don't it always seem to go, that you don't know what you got 'til it's gone...

JalanJalan


JejakLangkah


-- HOME --

Nama :
Web Url :
Komentar :


by:
doneeh.com

wSaturday, September 11, 2021


Pagi ini, sekitar jam 4 pagi, gue terbangun.

Tiba-tiba hal pertama yang melintas di benak,"Bagaimana kalau Mama dah lupa gue?" :( :( :(



posted by mel at 06:11

wFriday, September 10, 2021


Kira-kira 2 minggu y.l, gue beli bedak Marck's untuk Mama. Kudunya sih bedak Viva ya, sesuai kenangan gue masa kecil akan bedak yang ia pakai, tapi berhubung adanya Marck's ya sudah lah... wkwkwkk ...

Ya, gue kayak ingin mengembalikan ingatan gue akan Mama di masa lalu, yang senantiasa wangi tiap habis mandi. Makanya dalam setahun belakangan ini Mama gue beliin body lotion Nivea dan minyak wangi. Kemarin baru teringat, kalau Mama sudah lama wajahnya gak dikasih pupur alias bedak. Akhirnya gue belilah bedak tsb.

Berhubung gak punya spons.... alias spons yg pernah dibeli untuk nyokap entah di mana, akhirnya gue pakai cara orang dulu. Bedak ditotol-totol di wajah pakai jemari. Lalu bedak di wajah diratakan dengan tangan. Sambil Mama meratakan bedak yang cemong di wajahnya, ia gue berikan cermin kecil untuk melihat. Voilaaa... ternyata rapih juga hasil 'make-up' nya.

Lalu muncul ide iseng. Wajah gue, ikut ditotol-totol bedak. "Ma rapihin dong bedak di muka Me." Dan ia pun tak menolak meratakan bedak cemong di wajah, seperti masa waktu TK atau SD dulu. Ya ampyuuun bahagianyaaa tak terkiraaa ... bisa merasakan sapuan telapak tangannya di wajah gue...*emojilopelope

Seandainya rasa bisa direkam.... rasa wajah disentuh telapak tangan Mama yang begitu lembut seperti telapak bayi, saking sudah tidak banyak digunakan untuk aktivitas. Jika bisa direkam, mungkin gue bisa memproduksi berulang kali rasa bahagia ini.


******************


Malam abis Maghrib, Mama gue ajak main congklak. Sebuah cara untuk mengurangi waktu ia nonton tv. Di awal, aku merasa kemampuan (kognitif) Mama masih sangat baik saat main congklak. Tapi ternyata gue terlalu cepat menyimpulkan.

Setelah beberapa saat, mulai tampak penurunan daya berpikir nyokap. Ia beberapa kali salah memasukkan biji congklak. Bahkan memasukkan ke lubang yang sudah dikasih tanda batu, gak boleh dimasukkan biji congklak. Ia lupa 'nembak' saat bijinya mati langkah. Langkahnya dalam bermain pun lebih lambat. 

Biasanya kami main congklak dengan tertawa-tawa. Tapi kali ini gue stress....sedihhh ...melihat penurunan kognitif dan ketrampilan Mama bermain congklak .... *hiksbangettt





posted by mel at 21:30

wThursday, September 09, 2021


Sejak pertengahan Januari atau awal Februari tahun ini, Mama mengalami perubahan. Ia mulai bangun siang, sekitar jam 9. Biasanya jam 6.30 atau 7 WIB, sudah ngebel, minta dibawa ke kamar mandi.

Selain itu, ia mulai malas membaca buku. Ada saja alasannya, bukunya gak menarik, tulisannya terlalu kecil. Mungkin karena katarak di matanya, membuat ia makin susah membaca.

Dalam bulan Agustus, Mama sepertinya mulai menurun lagi. Demensianya meningkat. Apa yang baru dikatakan, dilihat, atau didengar, Ia lupa. Bicara semakin pelan, semakin sedikit kosakatanya. Bahkan nonton tv, sudah tak tahu lagi apa yang ditontonnya ... *hiks.

Tapi masih bersyukur, karena Mama masih bisa berkomunikasi dan merespon. Bahkan masih bisa cepat menjawab alias berdalih... hihihi... kalau dulu bikin sebel, kalau sekarang gue syukuri. Tanda otaknya masih bekerja.

Senin malam, seperti biasa, Mama melihat jam sebelum tidur. Waktu menunjukkan pk. 21.29. "Oh jam 1/2 9 ya?" "Eh bukan Ma... coba lihat lagi. Jam berapa itu?" Lama ia berpikir keras, berulang kali menatap jam kecil. Waduh sedih saya melihatnya. Menurun lagi kemampuan intelejensianya. 

Setelah beberapa saat akhirnya Mama bilang,"Jam 1/2 sepuluh ya?" 

"Iyaaa ...betuuulll...." 

Hari Selasa y.l (7/9/2021), saya pulang dari RS Budhi Asih. Hari itu tumir kaki kiri saya dibedah....tepatnya dibolongin....hiiiii takuttt liatnya. Karena kapalan yang sudah mengakar ke dalam kulit, kata dokter Atika Damayanti, yang mengoperasi gue.

Sore hari, Mama melihat kaki gue yang di perban. Ekspresi wajahnya tampak prihatin melihat kaki saya."Sakit ya?" Tatapannya kembali seperti tatapan seorang Ibu yang peduli dengan kondisi anaknya, beda dengan tatapan ia sehari-hari belakangan ini, yang seperti tatapan anak-anak atau orang tak berdaya.

Sedih sekaligus gembira melihat mimiknya. Rasanya seperti masih punya Ibu yang bisa jadi tumpuan tempat bersandar, Ibu yang masih bisa memerhatikan kesehatan dan kondisi kita. Rindu bisa merasakan punya Ibu seperti tahun-tahun sebelumnya  *IMissYouMom :(



posted by mel at 20:54

wWednesday, May 09, 2018


Siang saat masuk waktu dzuhur, saya pun bergegas pulang. Saya pikir, Bob sudah di jalan menuju RS. Selain itu ada Mba Ginah yang menjaga di RS.

Saya khawatir waktu keburu sore, lalu saya ga sempat pulang untuk mandi dan ganti baju. Tiba-tiba udah waktu jaga lagi.

Di tengah jalan, kira-kira di depan Cipinang Mall, ponsel saya berbunyi. Lho kok nomornya si Nepi, anak pasien yang seruangan sama papa.

Ia cuma berkata,"Mel, Papa...buruan balik... buruan balik ke rumah sakit!" Telpon langsung ditutup.

Jantung saya langsung berdegup kencang. Ada apa gerangan dengan Papa.

Saya pun langsung turun dari mikrolet M19. Karena ga menemukan ojek, saya langsung menyetop taksi di belakang mikrolet.

Di dalam hati saya mencoba menenangkan diri. Ah kemarin-kemarin kan begitu.  Sudah beberapa kali kondisi papa kritis, tapi kemudian bisa teratasi kembali.

Tiba di depan kamar 515, tampak perawat mendorong keluar alat pemompa jantung. Di dalam sudah ada Bobby. Korden di tempat tidur papa tertutup. keluarga pasien di sebelah tampak duduk memojok dengan wajah berduka.

Terlihat papa terbujur di atas tempat tidur, telanjang dada, sementara selang infus dan semua perlengkapan sudah dilepas.

Saya pun langsung menghambur memeluk beliau...untuk terakhir kalinya.

Ia telah pergi.... tanpa kehadiran saya.

Setelah sebulan di rumah sakit... akhirnya papa menyerah.

Mungkin karena saya yang membisikkan Ia untuk pergi, jika sudah tak kuat lagi?

Mungkinkah Ia marah dengan saya? Maka Ia memilih pergi di saat saya tak ada di dekatnya?

Papa pulang ke rumahNya pada Rabu, 2 Mei 2018, pk. 14.02.

Terima kasih Tuhan, telah memberikan Papa penyakit tanpa obat, Alzheimer, sehingga saya bisa lebih dekat dan lebih mengenal beliau di tahun-tahun terakhirnya.




posted by mel at 19:19

wThursday, July 14, 2016


Pertama kali naik Gojek

Lebaran hari pertama (5 Juli 2016). Beberapa kali mencoba pesan taksi untuk ke Rempoa, sulit sekali. Operator beberapa kali memberitahukan kalau penuh. Coba kontak si Rohen, ojek langganan, ternyata lagi banyak tamu di rumahnya. Ya iyalah, hari lebaran gitu lho!

Hari sudah gelap (pk.18.30), dan gue harus segera ke Rempoa untuk bantu2 menyiapkan kumpul keluarga esok hari.

Kebetulan Yuri telepon untuk menanyakan persiapan besok. Doi pun usul agar gue naek gojek aja. Dia yg pesanin dari Bogor. Hmmm....baiklah, berhubung gue ga punya opsi lain.

Ga lama, gojek datang. Biayanya Rp 12 ribu. Gue minta diantar ke halte TransJakarta di BNN, Cawang. Dan teteuuup ... naik bus TJ :-). Dari situ lanjut naik TJ hingga Blok M.

Untung jalanan masih lengang. Gak sampe 2 jam, udah tiba di rumah Rempoa.

Pelajaran yg gue petik hari ini, di saat-saat ga ada pilihan, bolehlah naik ojek/taksi aplikasi. Tapi ya itu....jangan sampai jenis kendaraan ini jadi pilihan utama...apalagi tulang punggung angkutan di kota. Karena itu akan mematikan kehidupan kota secara perlahan. Mematikan kebutuhan warga akan angkutan umum, yang berarti menambah kemacetan dan polusi di kota.




posted by mel at 10:53

wSunday, July 03, 2016


Begini kah rasanya takut kehilangan?

Tiba-tiba saya rindu salat berjamaah dengan Papa, mendengarkan ayat-ayat Al Qur'an yang biasa beliau lafalkan.
Tiba-tiba saya teringat perkataan beliau beberapa bulan lalu saat saya hendak kembali ke Jogja,"Ya pasti didoain. Isi doa papa kan kebanyakan untuk Melly aja."

Petang saat berbuka puasa, Nyokap beberapa kali menghimbau Bokap untuk ikut makan di meja makan. Tapi beliau ingin salat Magrib terlebih dahulu. Beberapa kali diintip ke dalam kamarnya, Ia sedang duduk di atas sajadah, membaca buku "Tuntunan Shalat". Tampaknya Ia sedang berusaha mengingat-ingat bacaan salat yang Ia lupa.

Hingga akhirnya adzan Isya berkumandang, beliau masih terpekur di atas sajadahnya membaca buku tersebut. Entah dibaca, entah dipandangi saja.

Beberapa saat kemudian, saya kembali masuk ke kamarnya. Kini tampak Ia sedang rebahan di lantai. Sepertinya putus asa dan urung untuk salat.

Saya pun menghampiri beliau,"Salatnya mau Melly tuntun aja? Nanti Melly bantu bacain di samping Papa." Ia pun bangun dan mengangguk. Air mukanya tampak sedikit lebih segar. Saya pun mengajak beliau ke kamar mandi untuk berwudhu. Saya mengawasi beliau mengambil wudhu, khawatir ada urutan yang beliau lupa.

Mumpung ada Yuri, saya pun menanyakan apakah dia mau menuntun Papa salat. Ia bersedia. Tapi berhubung sudah masuk waktu salat Isya, Yuri pun usul untuk salat berjamaah aja sekalian.

Akhirnya Papa pun keluar kamar, untuk salat berjamaah bersama Yuri. Ini pertama kalinya Papa menjadi makmum salat berjamaah di rumah. Biasanya beliau yang selalu menjadi imam. Sedih melihatnya.

Tiba-tiba saya tersadar, bahwa untuk seterusnya Papa tak akan lagi menjadi imam kami saat salat. Ia tak lagi ingat semua bacaan salat....ya sepertinya semuanya. Tak ada lagi doa-doa yang beliau lantunkan untuk saya, anak perempuan satu-satunya.

Tiba-tiba....untuk pertama kalinya, saya takut kehilangan beliau.



posted by mel at 02:58

wFriday, July 24, 2015


tenggelam bersama memorabilia ...(bag.2)

masih dalam rangka beberes....
kali ini gue mo beberes buku di rak besar di ruang nonton tv.

tiba2 teringat dengan buku ungu khusus chord gitar yang gue simpan di rak tsb.
lagunya tentu aja lagu2 jaman masih nge-kos di bandung.
gue emang lagi pengen main gitar lagi.

di antara lembaran halaman buku, terselip banyak kertas dengan berbagai ukuran.
di dalamnya coretan lirik-lirik lagu beserta chord-nya.
sepertinya itu teks yang belum gue pindah ke buku.

di antara kertas-kertas tersebut, ada selembar kertas samson (berwarna coklat) berukuran A4.
isinya surat beserta lirik lagu "seven days" nya sting beserta chordnya.

mendadak gue jadi teringat dengan seseorang.
kita berkawan sejak kelas 3 smp.
pas kuliah, he's one of my best buddies.
kita sering berkirim kabar lewat pak pos.
kadang isinya cuma gambar...atau lirik lagu.
kadang dia nelp interlokal ke kos (eh duit drmn ya...kan mahal bok!)

bocah ini satu-satunya orang yang gue curhatin pas gue patah hati berat....hihihi (malu mengingatnya).
saat itu nasehatnya di telpon cuma,'jangan denger lagu-lagu mellow ya mel...'
kemudian keesokan harinya dia nongkrong di kafe sambil memesan minuman berjudul 'copacabana'.
katanya sih untuk mengenang 'kedukaan' gue.
dasar bocah sok romantis! :-)

eh gue jadi inget, kalo dia lah yang mengenalkan gue pada email dan internet.
bahkan dia yang bikinin akun email pertama gue, centralperk@rocketmail.com.

ah banyak banget kenangan dengannya.

sayangnya pas masuk dunia kerja, kita mulai berjarak krn kesibukan masing2.
fase kehidupannya membuat (memaksa?) dia memutus hubungan dengan kawan-kawan lamanya.

heran...kenapa kawan-kawan baik gue kok pada seneng memutus silaturahmi dengan gue??? *siiiigh :(

ya udah deh....di mana pun elo berada...njelll...jarrr...smoga kalian baik2 aja ya...& bahagia tentunya.
salam kangen!


posted by mel at 02:39

w


tenggelam bersama memorabilia ...(bag.1)

lebaran udah lewat, tapi gue justru masih berkutat dengan beres-beres kamar.
debu di rak buku & meja udah tebel banget :(

dilalah nemu kotak tempat nyimpen CD.
isinya tentu aja cd...dan mp3 bajakan berisi lagu2 andalan.
di antaranya lagu2 jazz (dan non-jazz) yang biasa gue denger pas jaman kuliah dan awal kerja di P.

ada tom grant, michael franks, fourplay, earth wind & fire, sade, acoustic alchemy, U2, cranberries.
juga ada norah jones, codeplay, john mayer, dsb.
kebetulan banget...udah beberapa bulan terakhir gue tiba-tiba kangen mo denger lagu2 tsb.

tiba-tiba...gue jadi teringat dgn seorang sahabat.
dulu dia kawan sekampus, sefakultas dan sejurusan.
ketika masuk dunia kerja, dia salah satu kawan nongkrong dan partner olahraga gue.
sebagian cd tersebut hasil berburu bareng dirinya, krn kebetulan selera musik kita mirip.
seusai jam kantor, beberapa kali dia jemput gue di P untuk ke senayan.
alasannya mau jogging keliling senayan, padahal cuma mo komenin orang2 yang jogging sepulang kantor. :D
trus berakhir di lapak cd bajakan atau tukang bubur ayam. :D :D

sudah lama banget kita ga saling berkirim kabar, apalagi bersua.
entah kenapa, dia memilih untuk menghilang dari peredaran.
tempo hari pas lebaran, sempat terpikir utk tiba-tiba nongol di rumahnya.
tapi....ah nanti malah gue yang surprise lagi





posted by mel at 01:37

wMonday, April 06, 2015


Cerita Kopi

Cerita tentang kopi adalah cerita tentang ketidakadilan.

Cerita tentang para petani & buruh pabrik kopi di negara miskin.
Mereka yang bekerja keras.
Dari pagi hingga malam, 8 jam sehari, kadang lebih.
Namun tetap hidup miskin.
Tak mampu menyekolahkan anak.
Yang menderita kelaparan.
Dan hidup bersempit-sempitan di rumah yang tak layak huni.

Cerita tentang para pembeli kopi di negara kaya.
Mereka pemilik pabrik kopi, kafe, barista, pengusaha mesin pembuat kopi hingga penikmat kopi.
Mereka yang hidup lebih dari sekedar layak tanpa harus membanting tulang layaknya para petani & buruh.
Mereka yang mendapat keuntungan berkali-kali lipat dari hasil keringat petani kopi.
Mereka yang tinggal nun jauh dari lahan pertanian kopi namun menjadi penentu harga kopi dunia.

Yahh...begitulah cara dunia bekerja.
Yang pintar dan punya uang mencari keuntungan sebesar-besarnya.
Yang bodoh, miskin tapi hidup lurus, bersiap untuk ditindas & diinjak hingga cucu & cicitnya.

Cerita ini tidak hanya berlaku untuk kopi.
Tapi juga coklat, teh, dsb

Efek menonton Black Gold, film tentang kopi yang paling menyentuh dari semua film kopi yang pernah gue tonton.


posted by mel at 22:47

wThursday, December 11, 2014


Dua tahun y.l (Jan 2013), tak sengaja dapat undangan nonton "The Act of Killing" di Jkt. Tiap orang harus melakukan pendaftaran ulang sambil menyertakan seluruh alamat blog atau akun medsos yg dimiliki. Karena panitia harus memeriksa identitas tiap calon penonton. Bahkan lokasi pemutaran film pun dirahasiakan, baru diinformasikan di Hari H, ketika calon penonton dianggap lolos 'seleksi'.
Ketika menonton, suasananya pun mencekam. Tiap kali pintu ruangan terbuka, secercah cahaya masuk ke ruang gelap...dan semua pandangan beralih dari layar ke pintu, melihat siapa yang datang. Tiap saat was-was jika ada semacam penggerebekan dari pihak militer atau ormas. Apalagi saat itu saya baru akan menamatkan buku "Amba" karya Larasati Pamuntjak. Belum pernah nonton film setegang ini. Beginikah rasanya jadi mahasiswa atau anggota pergerakan di tahun 65?

Kemarin (10 Des 2014), menyaksikan film lanjutannya, "The Look of Silence" alias "Senyap" di Societet Militaire (Taman Budaya Yogyakarta). Suasananya jauh berbeda. Informasi acara terbuka untuk publik. Tak ada proses 'screening'. Kursi di ruang 'bioskop' terisi penuh. Atmosfernya terasa ringan, jauh dari rasa mencekam, ketakutan akan digrebeg.
Dalam bulan Desember ini, ada sekitar 9 pemutaran film "Senyap"di Yogya. Semuanya diinformasikan terbuka. Ga ada lagi bisik-bisik atau kasak-kusuk untuk cari tahu rencana pemutaran film ini. Jadi bertanya-tanya, apakah iya sudah sebegitu amannya? Apakah sudah ga ada lagi ancaman untuk menonton film-film bertema kejadian '65' yang isinya jauh berbeda dari propaganda pemerintah selama ini? Apa iya sudah sebegitu terbukanya orang Indonesia akan isu-isu yang terkait (atau dikait-kaitkan) dengan PKI? Rasanya kok sulit dipercaya....


posted by mel at 12:41

wWednesday, April 03, 2013



Beberapa bulan y.l, ketika membeli tiket KA menuju Jogja sehabis lebaran, gue shock berat mendengar harga tiket yang naik gila2an. Tiket KA Eko AC, yg biasa harganya berkisar Rp 120-140 ribu mendadak naik jadi Rp 190 ribu. Dengan harga biasa aja, rasanya berat untuk membelinya. Namun ditambah dengan kenaikan hingga Rp 50 ribu, rasanya saya geram sekali. Apalagi mengingat gue ga punya pilihan karena tiket KA Eko sudah habis terjual.

Hari ini, untuk kedua kalinya gue merasa geram ketika tahu bahwa dalam waktu dekat KA Eko seluruhnya akan berubah menjadi KA AC dengan harga tiket naik 2,5 - 3 kali lipat. Dari Rp 35 ribu menjadi Rp 120-150 ribu.

Bukan hanya geram, tapi juga pilu benar hati ini membayangkan biaya transportasi Jkt-Jogja yang kerap harus gue jalani.

Begini rasanya menjadi orang tak berdaya...bukan karena ekonomi pas-pasan tapi lebih karena negara tidak memberikan pilihan, dalam hal ini transportasi, bagi orang-orang kelas bawah.

Begini rasanya menjadi orang tak berdaya, yang gak tahu kemana harus menyuarakan aspirasinya. Sementara negara menghisap darah orang-orang yang ga mampu dan pada saat bersamaan menginjak mereka hingga rata dengan tanah.

Geram, perih, pilu...campur baur jadi satu.







posted by mel at 22:03

wWednesday, September 19, 2012


Pilkada Jkt putaran ke-2

Besok, seluruh warga Jakarta diminta untuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan gubernur putaran ke-2.

Pilkada putaran ke-2 menjadi lebih menarik dibanding putaran pertama. Selain kandidatnya hanya ada 2 orang, yaitu Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli (Nara) & Joko Widodo - Basuki Tjahja Purnama (Ahok), juga berbagai hal-hal fenomenal yang mengisi masa kampanye seusai pilkada putaran pertama.

Diantara berbagai hal fenomenal itu a.l:
1. Video ancaman akan terulangnya kejadian Mei 98, jika orang Tionghoa ikut nyoblos pada putara ke-2
Isu SARA yang dilontarkan oleh radut (raja dangdut) Rhoma Irama, pada
2. Game online dari pihak pendukung Jokowi-Ahok yg diluncurkan pada
3. Video Parodi One Direction yang dibuat oleh para pendukung Jokowi-Ahok
4. Video Gadis Kotak-kotak dari pihak Foke Nara
5. Game online Bang Fauzi
6. Flashmob dgn lagu parodi One Direction di Bundaran HI
7. Video Takotak & Miskumis
8. Pernyataan "Jakarta will be OKE without F"
9. Pengawasan pemilu dgn HP/kamera oleh FEDJakarta

Dan masih buanyak lagi.

Berhubung tidak mau mengulang kesalahan di pilkada putaran 1, maka gue pun berupaya jauh-jauh hari utk pesan tiket KA, agar bisa mudik utk nyoblos.

Kok semangat amat mo nyoblos? Yep...biasanya semua kandidat kualitasnya sama...sama-sama gak memberikan pencerahan. Tapi kali ini lain. Kandidat No.3, Jokowi-Ahok terbukti menunjukkan keberpihakannya pada masyarakat kecil di kota/ kabupaten tempat mereka berkiprah sebelumnya. Dan setelah 5 tahun Foke 'berkuasa' di Jakarta, ketidaksantunannya pada warga & ketidakmampuannya memimpin selama 5 tahun sudah cukup bagi saya dengan tegas bilang,"CUKUP!"

Bahkan jika pilihan No.3 adalah sendal jepit sekali pun....gue tetap akan pilih No.3, karena sendal jepit pun masih punya harapan untuk bisa memberikan manfaat. Bagi saya, yang penting Foke mundur! :-)

Semoga tidak ada kerusuhan & kecurangan di pilkada esok. Semoga ramalan terjadinya G20S/DKI tidak akan menjadi kenyataan.





posted by mel at 15:35

wWednesday, July 11, 2012


Hari ini hari yang puenting buanget untuk warga Jakarta. Musababnya, baru kali ini dalam sejarah pemilihan kepala daerah (pilkada) kita memiliki 6 pasang cagub/cawagub, di mana 2 di antaranya adalah pasangan independen, alias didukung oleh warga bukan partai.

Jika Pemilu 1999 adalah pemilu terpenting dalam sejarah Indonesia. Maka Pilkada 2012, merupakan pemilukada yg terpenting dalam sejarah DKI.

Jika pada Pemilu 1999 gue ikut serta sebagai pengawas pemilu bersama Forum Rektor. Maka pada pilkada 2012 ini, jangankan jadi pengawas pemilu, nyoblos pun tidak. Alasannya sepele, cuma karena ga berhasil dapat tiket ka ekonomi untuk mudik ke Jakarta. Maklum, lagi bokek berat. Tapi harusnya gue putar otak & putar tabungan untuk bisa pulang ke Jakarta demi ikut nyoblos *hiks :(

Di hari yang penting ini, saya menyesali diri karena gak bisa ikut berpartisipasi menyumbangkan suara untuk pasangan independen Faisal Basri-Biem Benyamin....*sesalmendalam.com :(




posted by mel at 16:11

wThursday, June 28, 2012


Galau...ini kata yang lagi tren banget. Yang mengawali entah siapa, gue ga tauk. Tapi, jadi mencoba mengingat-ingat....sebelum kata galau ini nge-tren, kita-kita pake kata apa ya untuk menyatakan rasa yang sama?

Hmmm....intinya, sejak beberapa waktu yang lalu gue berasa galau...bimbang atas semua hal yang sedang/ akan gue lakukan di Jogja ini.

Dan hari ini gue berada di puncak kegalauan. Gue seperti kehilangan semangat dalam melakukan apapun. Entah kenapa. Sepertinya semua yang gue lakukan mentok...jalan buntu :( *hiks

Ada apa gerangan???


posted by mel at 08:46

wFriday, August 12, 2011


patah hati...patah semangat...
lagi gak percaya dgn 'man jadda wa jadda' :(


posted by mel at 23:23

This page is powered by Blogger. Why isn't yours?